Kamis, 24 Maret 2011

Sudahi Semua Ini


..lalu,
adakah pengobat rindu selain bertemu?,
sebab aku perlu itu,
sebab bertemu denganmu aku pilu,
sebab kini aku diamuk rindu..

dan,
bagaimana caranya agar bila saat teringat atau mengingat,
tiada luka yang akan menyayat?,
sebab tiada mampu aku untuk melupakan,
sebab kau selalu menjadi bayang,

duhai buhul rinduku,
remuklah sudah mimpi dan harap akan dirimu,
sudahlah menjadi debu dan semuanya menjadi semu...

duhai puan yang telah hilang,
jangan pernah hadirkan lagi ragamu dimataku ini,
sebab sebentuk bayangmu yang slalu terkenang,
sudahlah cukup untuk melukai hati...
dan buat aku tiada bernadi lagi..

Senin, 14 Maret 2011

Rintih Nan Perih



...maka,

sudahlah...
jangan salahkan aku, juga jangan salahkan dirimu
dan tiada perlu ada yang dipersalahkan,
demikian pula waktu juga pertemuan kita..
yakinlah tuhan tiada pernah salah dengan apa yang ia takdirkan
untukku, untukmu atau untuk kita...

juga,
biarkan masa mengukir kenangan,
atas tapak langkah saat kita bersama,
saat kita masih bisa menggenggam erat rasa yang pernah ada..

tiada yang perlu ada untuk disesali, kasih...
meski airmata tiada bisa untuk dibendung lagi..
jangan lagi kita suguhkan senyuman di atas luka yang ada..
sebab tak perlu ada dusta..

kita telah lerai terburai,
maka izinkan untuk ku kubur di sanubari,
tanamkan nisan sebentuk kenangan,
tempat berzirah nanti dikala hati penuh kerinduan..

kasih,
kututur kata meski dengan hati terenggut,
"temukan bahagiamu yang tiada kau dapat dari diriku..."
selamat tinggal...

Minggu, 13 Maret 2011

Sesuatu Yang Tertunda




...dan,
puisiku terlahir sesar,
dipaksa untuk keluar,terhampar dari dada yang memar

aku tak punya lagi hari esok untuk melahirkannya,
sebab ini sudahlah terlalu lama tertunda,
sebab bait yang ada mungkin hanya busuk di dalam dada,
lalu tiada lagi makna, sirna...

maka,
puisiku terlahir sesar,
terpaksa kukeluarkan biaya berupa airmata,
sebab kupikir bila ini tertera akanlah lebih berharga,
untuk ku jaga dan buatku bangga meski dengan apa adanya..

lalu,
inilah puisiku yang terlahir sesar,
maaf bila rasa dan makna terlalu hambar