Minggu, 15 September 2013

Titip Cint Ini Dihatimu

kutitip cintaku sayang...
sebab langkahku langkah yg lelah yg tiada perlu untuk kau ikuti sebagaimana bayang,,
percayalah tiada maksut hati tuk meninggalkanmu pergi...
namun kita memang tlah dpaksakan oleh keadaan ini...
ini yg terbaik, walau memang d'antara kita pasti ada yg tersakiti...

ada ( 28 Juni 2013 pukul 16:36 )

...dan,
kaulah sesosok imaji dalam peraduan,
yang memburu nafasku, memacu denyut nadiku...
aku damba kau, meramu rindu di jejak waktu,
bersulam gejolak hasrat,
padamu aku ingin bertambat..

puan...
tega nian kau duhai buhul rinduku,
mengapa harus bibirmu melemparkan kata nista untukku,
apalah daya raga yang memanglah hina,
tapi inilah nyata adanya aku punya rasa..
takkan kubingkis dalam bisu hingga sirna,
sisakan siksa yang mungkin meraja...

aku genggam rasa dalam sebentuk setia,
tanpa hiasan-hiasan dusta.
tak seindah kisah-kisah dalam sebuah drama,
tapi ini ada...
dan biarkan begitu adanya...

message ( 7 Agustus 2013 pukul 13:50 )

...dan
berulangkali rindu yg datang kutikam,
terbunuh dalam dingin sepi malam..
sering pula angan kutepiskan, harap rebah dalam pembaringan
membeku, bujur kaku dan bisu..
ia terdiam dalam bungkusan waktu, hingga musnah layaknya debu..
aku dsini...
seongkok daging bernyawa tanpa arti lagi..
setelah asa kurelakan pergi dgn sbwah kharusannya..
kini kisah terjalani...
lara, airmata yg membasuh kenangan sebelum temukan lelapnya dalam sebuah peraduan...
mungkin saja asa bisa drangkai lagi dlam waktu yg tersisa,,,
tapi itu sebentuk dosa...
sebab berkasih dlam kata ikhlas dan tulus memanglah jua merenggut sgala nafas logika..
maka biarlah langkah kaki dtelan rimba..
beranjak sejauh lelah yg ada..
maka biarlah kepala lebih banyak menatap keatas..
biarkan hati berusaha lebih keras..
dan biarkan bibir mengucap lbih banyak lagi do'a..
ya rob...
mfkan aku yg masih mengejar kefanaan....

message " ( 7 Agustus 2013 pukul 14:12 )

...dan,
dsini hujan turun bagai selimut yg membungkus rindu itu..
rindu itu beku...
terkubur dalam kisah sejarah langkah detik waktu....
tak terasa helai demi helai hari tlah jd kenangan..
senyum ceriapun ad yg terenggut ad juga yg hilang..
lalu apa yg mampu tuk dbagi lagi selain kenangan..
lalu apa yg dharap lagi jka kenyataan memanglah nyata bicara...
dan semua hal itu...
masih kugeluti dalam jelujur detik waktu...
masih terjaga dalam sanubari...
satu mungki abadi dsini, dalam sisi gelap seorang insan yg terpuruk dalam senyuman..
seseorang yg memanggil dlm bhasa bisu..
kini bagiku...
jika mungkin masih ada harap yg dbagi untukku, mungkin hanya sebentuk k'alfaan dan rangkaian dosa...
maka maafkanlah ikhlasku kian meratap...
dan stiap kueja memilah kata mana yg akan kuberi selalu saja menyabitkan luka...
maka salahkah aku yg kian tak peduli mencoba membuang angan sejauh-jauhnya...
aku yg menjadi autis dengan ego dan emosi yg memburu degub jantungku ini..
dan betapapun kupahami dunia dan rasa memanglah ada yg tak boleh dsempurnakan, agar sempurna rasa...
akan selalu ini yg kuberikan, sisa dkepingan kenangan...

Sajak Seorang Bajingan

aku memang seorang bajingan....
tapi sampai saat ini bajingan ini tiada pernah memberimu kemunafikkan seperti mereka yang bergantian mendatangimu dengan topeng dhadapanmu mengacungkan dri sebagai yang terbaik untuk hidupmu, dan seperti biasa aku hanya tersenyum jalani arti mencintaimu dengan caraku. perasaan ini memang mengharuskan drimu tuk berada dsisiku untuk mengeja bahasa cinta yang ada, namun jgn paksa hatimu jka memang masih ada debu keraguan yang mengaburkan kepastian tuk kau genggam...

Siapakah Ia?

...siapa kau yg sempat bertasdid dsini,,?
terhenti dlm helaan nafas yg kosog,
haruskah lagi noktah tinta kurajutkan asa..
pergi dan renangi lautan lara...
siapa kau yg memanggil dlm kebisuan..
angih rintih masih menyisakan siksa.

Lelah Ini

terlalu lelah aku dalam menanti,
hingga kejenuhan ini membusukkan sgala yg pernah berarti...
sudah terlambat untuk kau pinta lagi, ktulusan yg ada tlah dtikam logika,
maafkan bila santunku kian berbatas senyuman hampa...
sbab keikhlasan itu tlah menjerit pada inti sakitnya rasa...
satu jalan yg dsebut "cinta" bukanlah tempat langkah kita bersama..
ternyata genggam kita terlerai bersama uraian air mata,,,,

Dititik Nol

bukankah kecipak hujan yg berpijak mencumbu bumi tlah membasuh jejak langkahnya yg menjauh tinggalkan seberkas luka,
sang dewi hilang tanpa bayang entah sembunyi drimba mana,
sedangkan lara yang tersisa kian menyiksa mengoyak dalam dada...
masih mampukah mengubur kerinduan?

 sementara sejuta kenangan pekat melekat dalam ingatan,

sang petualang berada dititik nol...
terdiam bisu membeku,
bertanya pada bunga ilalang yg beterbangan...
jatuh airmatanya namun satu senyuman tercipta dwajahnya...

Nafas Yang Tersisa

...maka,
izinkanlah malam ini kurenangi lautan airmata itu,
bermandikan segala arti rasa yang pilu,
benamkan saja lelah dalam peraduan malam kelabu,
sebab tak mampu pula kubunuh akan segala kenangan yg perlahan berlalu..

ini aku...
ya.. inilah aku yang dihujani rintihan pedihmu,
sementara gigilnya kian menikam djantungku...

dsini aku dengan segala penat penantian,
yg relakan satu-persatu langkah itu pergi jauhkanmu...
petualang ini menahan getir yang merasuk dalam nadinya...

...dan,
lelah...
hanya terucap dalam hembus nafasnya yang laju memburu...

Itu Kau

...dan,
itu kau,,,
yang menumbuk segala asa,
yang membukam segala kata,
yang sirnakan segala bahasa,
sehingga yang ada hanyalah kebisuan belaka...

itu kau,,,
yang hadir melebur gumpalan rindu,
namun juga sematka sembilu kedalam kalbu,
menyulamkannya kedalam nadiku,

kau...
nistakan rasa yang ada,
campakkan sgala yg berharga,

ini aku...
sang pecundang yang terasing,
sbab tak mampu menelan kemunafikkan untukmu,

ini aku...
jauh dari mata itu,
tersisih dari arti
merintih namun tetap menanti...