Minggu, 13 Februari 2011

Terpikir Olehku, (yang tak boleh disempurnakan)


...dan,
Bagaimana caranya untuk mengakui kekalahan ini?
akh... anganku begitu saja ditampar kenyataan,
selagi aku mampu memberi maka kan slalu kuberi, namun sebegitu kinni aku sadar apa yang kupunya tlah habis tiada bersisa dan masih belum cukup untukmu. jika kau mengerti lelahku ini berat langkahkan kaki, bersungut rindu yang dulu berduyun datang mendekap bersama selimut malam.
pun kini masih tiada artiku dihatimu,
bagaimana harus kubilang salah berharap akan dirimu, beruntun runtaian kata hati kusuratkan kepadamu, namun tiada pertah menjadi siratan dihatimu. aku lelah tualangkan rasa untukmu dan haruskah kini kutinggalkan semua? kau beri aku gambaran kenyataan dimana dinding tebal itu kau tunjukkan tuk memenjarakan hatiku ini.
lantas apalagi yang ingin kau jarah dalam sisa hidupku, kau beri aku angan namun hanya untuk kau tunjukkan bagaimana caramu menghancurkan rasaku dan setiap mimpi yang kau beri.
masihkah aku berharap rasa itu sempurna?
entahlah...
dari langkah waktu yang tlah dilalui, ternyata sudah sejauh ini...
yang dulu bagiku tiada mungkin kinipun sudah kulakukan, sepertinya sudah terlalu jauh dan tiada mungkin untuk kembali,

sejenak kututup mata dan kuhela nafas,
semua gelap dan sesak terasa, kukungan duri ini begitu kokoh menyuntikkan racun-racun ego dalam aliran darahku,
maka butalah aku akan segala hal, menutup pintu hati untuk mereka, seperti rajutan kata yang tertulis di akhiri dengan hanya satu titik kecil.

bilur senja yang kutatap berikan warna-warna terindah, namun disini aku rasakan resah dan takut sejedi-jadinya.
takut malam ini tiada hadir dirimu dimana janji terbuat tanpa janji atas ingkar-ingkar yang dulu telah ku ma'lumi adanya.
"akankah madu atau empedu yang kan kurengguk dimalam ini"
jika kau mengerti duhai "buhul rinduku", sudahlah kutulikan telinga ini atas cicit dan salak mereka tentang dirimu.

pun malam ini kau berikan ku apa, sudahlah sesungguhnya aku tiada peduli lagi, sebab setelah ini menjadi pasti lembar baru kan kujalani dengan sisa degub yang ada. malam ini hanya tanda tanya dan esok,lusa serta nantipun tanda tanya..
lantas jawab apa dan alasan apa atas sikap keputusanmu hanya itu yang ingin kutau untuk sebuah "titik" kecil dari  panjangnya rangkaian tanya yang kau beri selama ini. (sesungguhnya menguras hati)

Katakan Kau Rasakan


...dan,
kata kata tak terkatakan ada rasa,
kata yang bisu bersarang dalam dada,
rasakan kata kataku di dada dinda,
sebab saat ini rasa tiada bisa terkata,

sebab rasaku tiada bisa beraksara,
terbalut bibir beku bilur memar tempo dulu,
tatap aku lagi biar mata kita bicara dinda,
menelan isyarat kata dan rasa,

bila memang kata harus bisu, biarlah bisu
sebab bila rasa tlah bicara pada hakekatnya,
maka bisu tiada berlaku...

inilah kuatnya rasa dinda:
yang tuli akan menjadi peka terhadap suara,
yang buta akan melihat dengan nyata,
segala dinding pembataspun kan tembus oleh rasa..
maka cukuplah dinda rasa,
tiada perlu ku kata...

dinda,
inilah rasaku bila kau rasa,
jangan kau bunuh dengan pedang dusta...

blues kejengahan


...dan,
adakah hingar-bingar yang mampu mengusik sunyi,
sebab mungkin saat ini aku tlah tuli...
hanya senandung tutur dan tawa renyah yang jauh samar terdengar,
jauh terkubur waktu yang perlahan tlah berlalu..


adakah lalu-lalang yang mampu ditangkap retina,
yang kutau hanya gelap,
sesiluet yang bermain dikelopak dan bulu mata ini,
adalah kenangan kecil dirimu...


tak ada lagi debar yang memacu degub jantungku...
tak ada lagi debur yang hanyutkan jiwaku...
tak ada lagi cahaya yang mampu beri sinaran..
tak ada lagi teduh yang beri ketenangan..
tak ada dan tak ada lagi...


hanya langkah lelah yang tersisa,
jalani arti nyawa yang merasuk raga,
monoton tiada berirama,
hanya jengah yang menari sejadi-jadinya...


dengar buhul rinduku nun jauh entah dimana...
bawakan aku secawan senyummu penawar risauku,
and tell me,
you'll stay with me forever..

cemas



...dan,
ada konser kecemasan dihatiku,
riuh bergemuruh mengisi dipembuluh darahku,
kecemasan yang sebegitu cemas,
buat ku merasa jantung diremas...

kasih...
kabarmu yang tiada berberita,
mendatangkan sejuta tanya kini kau ada dimana?

bilurku, 
ku tau ada godam yang tlah menghancurkanmu,
remuk-redam buatmu tak berdaya,

kasih,
menangislah....
sebab ku tau memar dihidupmu itu teramat menyakitkan,
menangislah...
ungkapkan sakit itu dalam sebentuk tangisan...
buang segala pilumu mersama luruhnya butiran airmata...

saat ini dimana kau berada dengan dera yang melandamu itu...?
disini ada pundak yang menunggu,
tempat tuk baringkan segala lelahmu...

bilur memar hatiku


...dan senja itu,
masih termangu aku didepan mulut goa mandala,
bimbang tentukan langkah kaki tujuan,
haruskah kupergi kedalam hitam pekat
atau ku beranjak lari mengejar cahaya yang perlahan pudar meninggalkanku...

perih rasanya saat kusadari,
sedaya upaya apapun ku coba berlari
hitam jua yang kan menelan dan menenggelamkanku,,,

sebegitu pilu,
bilur memar hatiku...
sebenarnya tak ada pilihan untukku,

"Kisah Asmaraku Dalam Zodiak"


...dan,
lihat aku, sayang...
sang "Libra"  yang kian bimbang menimbang-nimbang,
setelah busur asmara "Sagitariusku"  patah dikokohnya cengkraman "Cancer"
hati inipun terkoyak oleh tajamnya kuku-kuku "Leo"
aku terkapar layaknya "pices"  yang ditinggalkan oleh dewi "Aquarius"
aku lemah tiada daya lagi, apa yang harus aku lakukan?
namun masih saja kau hadapkan aku pada tanduk "Aries"  dan "Taurus"
sekalipun ku berlari ke laut tuk menghindari itu,
kau pun sangat tau disana ada "capricon"  yang sudah menungguku tuk menancapkan tanduknya didadaku...

"Virgo..."
belum juakah kau puas dengan apa yang kau lakukan terhadapku...?
sementara kau selalu bersembunyi dibalik bayang-bayang "Gemini", tiada pernah pasti...
haruskah kuminum racun dari ekor "Scorpio" hanya agar kau mengerti...
bahwasanya dengan sungguh sesungguh-sungguhnya aku menginginkanmu...

~d(>_<)b~13agan Topenk

Rinduku Sunyi...


...dan,
sedalam-dalamnya kuselami kedalaman palung rinduku untukmu,
yang kutemukan hanyalah pilu,
aku ikuti langkah detik,menit,jam,hari,minggu,bulan,tahun dan bertahun-tahun,kian berlalu...
adakah sia yang kau beri untukku dalam menunggu...?

pun airmata luruh tiada beriba,
membawa sejuta kata dan seribu luka yang bisu,
hanyut bersama keruhnya lumpur dan menjadi kebisuan abadi,
adakah kau tahu duhai buhul yang kurindui...?
tanyaku terpampang di awang  tiada tepi,
sunyi  terdiam ditelan kecipak hujan desember ini...

===2-Desember-2010===
~d(>_<)b~ 13agan Topenk
=Sudut Malam kanDangan=

My Ask...


haruskah....?
haruskah ku isi pena dengan tinta airmata,
agar bila kelak kau baca nanti kau mengerti,
betapa perih rinduku saat kutuliskan semua ini...?

haruskah kubingkaikan gemintang untukmu,
sebuah persembahan terindah dalam malammu,
untuk kau pahami,
betapa besar harapku kau untuk kumiliki...?

haruskah ku kuliti pekatnya hitam malam,
atau kubunyikan genderang pemecah sepi,
agar kau tau merasakan derunya,
disini aku ingin bertemu denganmu dan tak ingin sendiri...?

haruskah, sayang..
haruskah semua itu kulakukan...?
untuk dirimu yang harus ku akui,
bahwa kau sungguh "buhul hati ini"

Ikhlaskah Kita?


langkah yang kita kayuh tak sehaluan lagi,
terpisah iring-iringan ombak yang menerjang,
kala lerai genggam tangan yang sempat satu, saling setuju...
kita hanyalah insan yang digerogoti buasnya ego...

lihatlah kita, sayang...
(bila masih layak bibir ini meniruskan kata sayang padamu)
terkapar meratapi yang tlah hancur lebur,
sembari mengais kepingan yang tersisa,
mencari suatu makna tanya apa dan mengapa..

iklaskah hati ini...?
saat kucoba langkah berpaling darimu,
saat kucoba lari dari erat bayanganmu,
saat kucoba lupakan :(senyum,canda,tawa dan segala hal yang indah saat bersamamu)

beri sedikit waktu untuk menyendiri dan bertanya pada sepi...
mengilhami dan redam keegoisan diri...

...dan tanyakan,
ikhlaskah kita...?
bila perpisahan memang harus jadi pilihan.
sedang segala hal indah kan terbungkus sepi sebagai "kenangan"

ragu,

..dan,
haruskah kita tetap bersama,
sementara hari-hari berhiaskan air mata,
kita saling mencinta, katanya..
namun mengapa begitu banyak tanda tanya...?

lihatlah lagi,
benarkah kita sama melangkah..?
benarkah genggam tangan kita satu,
setujuan...
seperti janji dalam satu pertemuan asa kita yang lalu...

lihat...
apa yang kita dapat,
kita tlah saling menggoreskan sembilu,
saling menikam hati,
luka dan luka kita jajalkan,

sementara tawa,...
palsu dan semu..
semua keiklasan memang tiada lagi..

maaf..
aku meragu,
akankah kita masih bisa bersama...

"Aku Ingin Jadi Setan...!!!"


aku ingin jadi setan...!!!
sebab aku berada di dunia setan,
dmana disekitarku setan berkeliaran,
angkuh berdiri dmana-mana bahkan di jalanan,,,

aku ingin jadi setan...!!!
sebab aku berada di dunia setan...
dimana yang diminum adalah vodka, mansion dan wiski
 yang di lahap adalah sabu,ganja,putau dan XTC,

aku ingin jadi setan...!!!
sebab aku berada dilingkungan setan,
dmana orang-orang  yang berdasi leluasa melakukan korupsi..
orang-orang bertahta senantiasa merajalela...
dan kehidupan yang nafsi-nafsi..
tiada lagi saling menyapa..

aku ingin jadi setan...!!!
karena hukum yang berlaku disini adalah hukum setan...
dmana yang benar bisa disalahkan dan sebaliknyapun demikian
karena hukum bisa dibeli, juga bisa ditawar-tawar..
dimana ketuk palu sang hakim diredam oleh uang palsu,,,
karena ini hukum setan uang palsu disini boleh berlaku..

aku ingin jadi setan...!!!
dmana dapat kudengar senandung-senandung setan...
disco, koplo, atau apapun itu..
yang pasti tiada lagi terdengar enandung orang mengaji,
karena aku sedang berada di dunia setan...

aku ingin jadi setan...!!!
dmana rumah tempat pulang adalah neraka,
begitu mudah dijangkau dan pintunya sangatlah menganga terbuka,
untuk kita "para kaum setan"...
sedangkan surga..
hanya angan yang samar terlihat...
dengan pintunya yang tertutup rapat...
untuk kita "para kaum setan"...

aku ingin jadi setan...!!!!
sebab dunia ini sudahlah menjadi dunia setan,
dmana para penghuninyapun adalah setan,
hanya saja dalam berbagai wujud yang disebut manusia

"Sesungguhnya Kehilangan"

...dan kini,
aku hanya bisa tertunduk terpaku dihamparan hari yang kelabu,
tiada lagi dapat ku berkata,
sebab lidah terlalu kaku tuk beraksara,
ada deru yang semakin menderu haru biru,
ada petir yang menyambar di hatiku,
dan hujan airmata mengundang lara..

abah...
aku masih belum percaya ini terjadi,
sebab semalam kita masih berbagi..
kau tiupkan nada merdu dengan seruling bambu,
sedang kami nikmati dan "batajik" di atas nada-nada itu,
sebab semalam kita tertawa bersama,
satu dalam rumpun seni mamanda..

abah..
aku masih ridu,
hangat tuturmu..
bijak sikapmu,
(tiada pernah satupun bentak yang bertengger di gendang telingaku)

abah..
rela saja aku ini kau tinggalkan,
namun orang bijak sepertimu pergi
hati siapa yang tidak merasa kehilangan..

abah..
selamat jalan,
hanya iringan do'a yang mampu kukirimkan,
beriring airmata yang tiada mampu kutahan...

"selamat jalan abah Ruslan Paridi"


"Aku Sang Serigala Jalang"

akulah sang serigala jalang,
pijak berdiri ditebing tertinggi dan lancang arahkan pandang
melolong kala sang purnama datang,

lolongku;
menyambutmu,memuja indahmu dan menyanjungmu..
kusampaikan pada riang lambai ilalang,
ku khabarkan pada penghuni malam,
kuberitakan pada seisi hutan..

purnama jauh
lolongku tiada bergema, sia..
purnama tiada tersentuh
langitlah yang pantas memilikimu,
bukan serigala jalang ini...

akulah serigala jalang yang malang..
berlari menelusuri hutan gelapku,
kala purnama menghilang,
kala ku sadar akan siapa diriku

ya..
"akulah sang serigala jalang yang mengharapkan purnama datang"

suatu saat, purnama...
kala sang langit mengusirmu,
jauhkanmu dari indah rangkaian gemintang,
jatuhkanmu ke bumi ini, dikehidupanku..
akulah sang serigala jalang yang akan menunggumu itu..

akulah serigala jalang yang akan menemanimu purnama...
kala purnama terkulai tiada berdaya,
sekalipun pecah kepingmu tiada sinar lagi,
sekalipun indahmu sirna dari mata ini,
karena akulah serigala jalang yang sudahlah memutuskan untuk semua ini.