...dan, malam...
ku terbangkan satu-persatu bait bayangmu,
mencoba menyandingkan dengan indah kerlip gemintang,
kini lain jadinya:
bait bayangmu menggumpal hitam kelam,
menderu gemuruh ditelingaku, suram....
oh tidak...
satu persatu bayangmu jatuh menghempasku,
aku dihujani bayangmu,
aku dibasahi bayangmu,
aku dibanjiri bayangmu,
aku ditenggelamkan oleh bayangmu
kini aku menggigil,
kala kubuat kau menangis
kala ku buat ku menangis,
(sadarku: ternyata selembar kertas dan ukiran tinta yang kubuat dengan penuh asa dalam dadaku hanyalah sampah bagimu)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar