Minggu, 13 Februari 2011

Luka,

{teruntukkan: Lita}

(pagi)
...dan pada waktu semua terungkap, asa...
kita masih bisa berbagi tawa, di atas luka...
tapi tawa, palsu bagiku entah bagimu...
sebab hati ini masih menggerutu...

kita kais air mata, mungkin menimba iba...
sebab yang luruh tak terhitung lagi,

bila rasa ini tiada berkasihkan dirimu...
biar kututurkan kata bertongkatkan genggam tanganmu,
namun airmata memang tak mampu untuk dibendung...
sadar akan tentang kau yang tlah memiliki dan memiliki...

duhai kasih yang tiada menjadi kekasih...
tiada mungkin kupinta kau untuk membagi...

"berjanjilah kau sayangi ia yang menyayangimu, sayang..
( kuramuakan kata itu dengan airmata yang kau usapkan dengan jemarimu)"
namun ijinkan aku untuk tetap menunggumu pada waktu yang tiada bertepi...
(kau anggukkan kepala dengan pecahan kaca dimatamu)

(sore)
harus dengan apa luka ini kubasuh,
diinjak langkahmu yang kian menjauh,
kau tlah berlabuh,
akupun semakin luluh...
bukan ku tak ikhlas,
namun seikhlasnya keikhlasan, tetap menyabitkan luka...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar