...dan kesadaran ini;
adakah aku selembar tisu atas kesedihanmu,
menyapu airmata yang mengalir dipipimu,
adakah aku lembut saat itu, sayang...
namun kau buang kala sedihmu menghilang,
kau pergi dengan tawa bahagia..
sedang aku layaknya selembar tisu,
tisu ini basah penuh aimatamu,
aimatamu,airmataku menyatu dalam hatiku, kekal...
adakah aku sebuah dinding,
saat kau lelah dan terjatuh,
kau sandarkan raga dengan segala yang mendera,
dan aku dengan segala daya bertahan agar tak roboh..
namun saat kau berdiri, pergi lalu berlari..
aku menopang deramu,deraku yang menjadi satu dalam batinku...
layaknya sebuah dinding yang terpaku,
tak mungkin berlari mengejarmu ataupun berpaling darimu
yang kubisa hanyalah menantimu
lalu salahkah bila kuberdo'a;
semoga kau menangis dan bersedih bersedu,
sebab saat itu tisu ini akan berarti untukmu,
aku ada untukmu, kau ada untuk entahlah...
namun kau akan bersamaku...
semoga kau terjatuh selamanya,
sebab saat itu dinding ini berarti untukmu..
untuk kau sandari disaat lelah haru biru
aku akan selalu ada untukmu, kau ada untuk entahlah...
namun kau akan bersamaku...
aku benci kesadaranku ini,
mungkin kaupun akan membenci kesadaranmu nanti..
~d(>_<)b~ 13agan Topenk
(catatan untuk "Vriel Ciie Cevy" atas SMS yang tak terbalas dan membuatku terjaga malam ini) thanks..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar