...dan tentang cinta,
Kenyataan memang teramatlah pahit, semua yang ku alami sampai saat ini telah cukup untuk membuatku beberapa kali meneteskan airmata, saat kunyatakan bahwa aku memang telah jatuh cinta padamu, saat itu pula telah kurelakan hati ini untuk kau lukai.
Tapi kini adakah aku sesali, saat memang semua telah terjadi, kau yang teramat sangat kucintai namun tiada dapat aku miliki. Sakit, mungkin itulah kata untuk satu ungkapan. Mula aku jalani kata keharusan dalam merelakan, ternyata tiadalah mudah waktu untuk aku lewati. Namanya telah terukir dhati ini, senyumnya telah menjadi mimpi-mimpi malamku. Kadang karena ia pila aku berkarya…
Sakit, inikah yang kunamakan kerelaan, begitupun aku ada dalam sadarku bahwa tanganmu bukanlah untuk kugenggam, tanganku ini mungkin hanya untuk menyeka airmata…
Sakit, inikah namanya pengorbanan dalam cinta “(bertanya-tanya pula aku dalam soal makna…)”
Mungkin aku harus mencari lagi makna kerelaan,
Mungkin saat ini belum cukup makna yang aku temukan…
…dan,
Saat aku telah terbiasa membunuh rindu, menepis segala bayangmu yang datang untukku, meminum racun-racun agar aku tiada lagi mengharapkan rasa itu (meski kadang kusesalkan, sayang…)
Kupastikan kematian atas rasa itu untukmu, kukuburkan sedalam kenangan yang berlalu, namun 9-maret-2010 kau hadir dhadapanku, ~masih sama dgan segala yang kuimpikan dahulu~
Hingga bibirku beku, hingga lidahku kaku tak mampu aku bicara. “engkaulah yang sempurna dmataku namun bukan untukku”.
Menyeruak segala asa, membendung segala haru…
Mungkin ini luapan rindu, atau mungkin ini benciku, entahlah…
“Bagiku, Mengharapkanmu bukanlah sebuah dosa, namun itu teramat menyiksa…”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar