Selasa, 07 Juni 2011

Buah Benci Dari Anak Balian


...dan,
tunggulah wahai insan yang kubenci,
bibirku ini sudah ku kunci untuk memaki,
tunggulah utusan beribu benci di hati ini,
disaat malam kelam berselimut sepi,
"parang maya" yang akan ku beri...

maka...
lengkaplah sudah segala sesaji..
dikukus manyan mantra-mantra akan bertiti,
di antara wewangian bunga tujuh rupa kutabur duri,
di tiga jarum bisa akan kulumurkan
di dinding malam darah ayam hitam kan kusemburkan...

untuk kau yang telah ingkari beribu janji
untuk kau yang telah berani mengibuli
kau yang telah semai benih kecewa di hati,
maka tuailah buah benci ini,

bersiaplah...
jelang ajalmu malam ini,
saat kau tertidur kau tak akan bangun lagi,
bersiaplah...
besok biru memar jasadmu tanpa denyut nadi...
MATI...!!!

Keluhku



...dan,
estapet waktu masih berlangsung
lelah langkahku dengan rasa yang masih kujunjung,
penantian akan dirimu ternyata tiada berujung,
disinilah aku kau buat linglung...

dengar,
dengar suaraku duhai buhul rinduku,
menasbihkan namamu disetiap peraduanku,

semula rintih berbisik,
sampai kini kuteriak melebihi kerasnya denyar halilintar,
menggelegar hingga iga-iga pun bergetar
sebab hatiku sakit, remuk tak berbentuk...

namun apalah dayaku yang hina adanya...
rinduku terbelenggu lingkaran indah di jari manismu,
dan kini bagiku, "mencintaimu" menjadi sebentuk dosa...

sungguh tega nian dirimu dinda,
siramkan bisa di atas luka-luka yang ada,
namun aku harus merela,
sebab aku ... (maaf aku benci untuk mengatakannya...)

Bicara Tentang Rasa

...dan,
seharusnya erat jemarimu ku genggam,
ungkapkan betapa rindu selama ini sangatlah mendalam,
tapi sekujur tubuhku beku,kaku...
tenggelam dalam pesona dua bola matamu...

betapa janggal terasa...
saat bibir kita kelu tiada mampu untuk berbahasa,
namun bukankah hati telah merasa...?
kita hanya mampu meramu pengobat rindu dengan senyuman..

diantara hingar bingar yang berdenyar,
telinga kita saling menunggu bahasa itu,
seucap tutur hati yang jujur,
meski hanya sebentuk bisik tentang rasa...

duh buhul rinduku..
rasa memanglah tuna netra,
kadang samar adanya,
bersembunyi dibalik raga yang hina dan nista...

ku sadar betapa rasa kian tertanam mendalam,
namun ku coba pula sadar siapalah artiku dalam kesempurnaanmu...
ijinkanlah rasa ini kubunuh dengan seribu rajam, seribu tikam,
sebelum ciptakan goresan luka dan kecewa dihatimu...

"(ku sayangi engkau tanpa mampu berjanji menyayangi sepenuh hati, maka mengertilah tentang keputusanku ini, kita memang jauh berbeda, rasa sayang tiada mengijinkanku untuk memilikimu meskipun kau kudamba, sebab diri ini begitu nista,,,)"


Tanpa Judulpun Jadi




...dan,
bagaimana harus kubuktikan lagi, rasa...
jauh dayung ku kayuh, jauh jarak kutempuh..
beribu luka melautkan airmata..
dirimu jauh tiada mampu kurengkuh...

memberi satu arti untukmu,
menguras batinku..
sudahlah jua kurengguk keringat yang ada,
dahagaku belum jua sirna...

maka....
kaulah pengobat segala..

pun masih ku coba dengan sisa daya yang ada,
meski goyah tetap langkahkan kaki yang lelah,
bertopang pada keyakinan yang ditampar kenyataan,
satu kata damba "kaulah insan yang ku puja.."

duh buhul rinduku...
bila memang yang kau beri hanyalah mimpi,
"izinkan kubasuh luka dengan air parit yang kau ludahi..."

(duh malam,,, lelapkanlah ia dalam peraduan, jangan hadirkan aku dalam mimpinya, sebab aku bukanlah mimpi, aku adalah kenyataan yang nyata, insan yang selalu menanti untuk dimiliki dan memiliki...)

Minggu, 08 Mei 2011

Jerit kemaafanku

...dan,
adalah kau sang betina yang menyembelih rasaku dengan tajamnya sembilu,,,
hujan ini tikamkan gigilnya disum-sum rinduku,
dengan kecipak yang seolah bersorak,
kau diamkan isak tangisku ratapi hati yang terkoyak...
"...duh buhul rinduku...
belum juakah kau puas menjarah segala keiklasanku...?"
(hati akan slalu memaafkan, tapi kaupun harus mengerti bahwa sakitnya tiada mudah untuk dihapuskan..)

Sabtu, 09 April 2011

sajak sembilu

‎...duh,
siapakah yang menyusupkan sembilu dijantungku ini, sehingga disetiap degubnya ada perih yang terasa. 
aku jalani hidup bernafaskan lara nestapa... 
...dan,
 dimana ia sang bidadari penyelamat?
 bilapun harus ku cari, maka rela bumi ini kuputari dengan langkah kaki...

Kamis, 24 Maret 2011

Sudahi Semua Ini


..lalu,
adakah pengobat rindu selain bertemu?,
sebab aku perlu itu,
sebab bertemu denganmu aku pilu,
sebab kini aku diamuk rindu..

dan,
bagaimana caranya agar bila saat teringat atau mengingat,
tiada luka yang akan menyayat?,
sebab tiada mampu aku untuk melupakan,
sebab kau selalu menjadi bayang,

duhai buhul rinduku,
remuklah sudah mimpi dan harap akan dirimu,
sudahlah menjadi debu dan semuanya menjadi semu...

duhai puan yang telah hilang,
jangan pernah hadirkan lagi ragamu dimataku ini,
sebab sebentuk bayangmu yang slalu terkenang,
sudahlah cukup untuk melukai hati...
dan buat aku tiada bernadi lagi..

Senin, 14 Maret 2011

Rintih Nan Perih



...maka,

sudahlah...
jangan salahkan aku, juga jangan salahkan dirimu
dan tiada perlu ada yang dipersalahkan,
demikian pula waktu juga pertemuan kita..
yakinlah tuhan tiada pernah salah dengan apa yang ia takdirkan
untukku, untukmu atau untuk kita...

juga,
biarkan masa mengukir kenangan,
atas tapak langkah saat kita bersama,
saat kita masih bisa menggenggam erat rasa yang pernah ada..

tiada yang perlu ada untuk disesali, kasih...
meski airmata tiada bisa untuk dibendung lagi..
jangan lagi kita suguhkan senyuman di atas luka yang ada..
sebab tak perlu ada dusta..

kita telah lerai terburai,
maka izinkan untuk ku kubur di sanubari,
tanamkan nisan sebentuk kenangan,
tempat berzirah nanti dikala hati penuh kerinduan..

kasih,
kututur kata meski dengan hati terenggut,
"temukan bahagiamu yang tiada kau dapat dari diriku..."
selamat tinggal...

Minggu, 13 Maret 2011

Sesuatu Yang Tertunda




...dan,
puisiku terlahir sesar,
dipaksa untuk keluar,terhampar dari dada yang memar

aku tak punya lagi hari esok untuk melahirkannya,
sebab ini sudahlah terlalu lama tertunda,
sebab bait yang ada mungkin hanya busuk di dalam dada,
lalu tiada lagi makna, sirna...

maka,
puisiku terlahir sesar,
terpaksa kukeluarkan biaya berupa airmata,
sebab kupikir bila ini tertera akanlah lebih berharga,
untuk ku jaga dan buatku bangga meski dengan apa adanya..

lalu,
inilah puisiku yang terlahir sesar,
maaf bila rasa dan makna terlalu hambar

Minggu, 13 Februari 2011

Terpikir Olehku, (yang tak boleh disempurnakan)


...dan,
Bagaimana caranya untuk mengakui kekalahan ini?
akh... anganku begitu saja ditampar kenyataan,
selagi aku mampu memberi maka kan slalu kuberi, namun sebegitu kinni aku sadar apa yang kupunya tlah habis tiada bersisa dan masih belum cukup untukmu. jika kau mengerti lelahku ini berat langkahkan kaki, bersungut rindu yang dulu berduyun datang mendekap bersama selimut malam.
pun kini masih tiada artiku dihatimu,
bagaimana harus kubilang salah berharap akan dirimu, beruntun runtaian kata hati kusuratkan kepadamu, namun tiada pertah menjadi siratan dihatimu. aku lelah tualangkan rasa untukmu dan haruskah kini kutinggalkan semua? kau beri aku gambaran kenyataan dimana dinding tebal itu kau tunjukkan tuk memenjarakan hatiku ini.
lantas apalagi yang ingin kau jarah dalam sisa hidupku, kau beri aku angan namun hanya untuk kau tunjukkan bagaimana caramu menghancurkan rasaku dan setiap mimpi yang kau beri.
masihkah aku berharap rasa itu sempurna?
entahlah...
dari langkah waktu yang tlah dilalui, ternyata sudah sejauh ini...
yang dulu bagiku tiada mungkin kinipun sudah kulakukan, sepertinya sudah terlalu jauh dan tiada mungkin untuk kembali,

sejenak kututup mata dan kuhela nafas,
semua gelap dan sesak terasa, kukungan duri ini begitu kokoh menyuntikkan racun-racun ego dalam aliran darahku,
maka butalah aku akan segala hal, menutup pintu hati untuk mereka, seperti rajutan kata yang tertulis di akhiri dengan hanya satu titik kecil.

bilur senja yang kutatap berikan warna-warna terindah, namun disini aku rasakan resah dan takut sejedi-jadinya.
takut malam ini tiada hadir dirimu dimana janji terbuat tanpa janji atas ingkar-ingkar yang dulu telah ku ma'lumi adanya.
"akankah madu atau empedu yang kan kurengguk dimalam ini"
jika kau mengerti duhai "buhul rinduku", sudahlah kutulikan telinga ini atas cicit dan salak mereka tentang dirimu.

pun malam ini kau berikan ku apa, sudahlah sesungguhnya aku tiada peduli lagi, sebab setelah ini menjadi pasti lembar baru kan kujalani dengan sisa degub yang ada. malam ini hanya tanda tanya dan esok,lusa serta nantipun tanda tanya..
lantas jawab apa dan alasan apa atas sikap keputusanmu hanya itu yang ingin kutau untuk sebuah "titik" kecil dari  panjangnya rangkaian tanya yang kau beri selama ini. (sesungguhnya menguras hati)

Katakan Kau Rasakan


...dan,
kata kata tak terkatakan ada rasa,
kata yang bisu bersarang dalam dada,
rasakan kata kataku di dada dinda,
sebab saat ini rasa tiada bisa terkata,

sebab rasaku tiada bisa beraksara,
terbalut bibir beku bilur memar tempo dulu,
tatap aku lagi biar mata kita bicara dinda,
menelan isyarat kata dan rasa,

bila memang kata harus bisu, biarlah bisu
sebab bila rasa tlah bicara pada hakekatnya,
maka bisu tiada berlaku...

inilah kuatnya rasa dinda:
yang tuli akan menjadi peka terhadap suara,
yang buta akan melihat dengan nyata,
segala dinding pembataspun kan tembus oleh rasa..
maka cukuplah dinda rasa,
tiada perlu ku kata...

dinda,
inilah rasaku bila kau rasa,
jangan kau bunuh dengan pedang dusta...

blues kejengahan


...dan,
adakah hingar-bingar yang mampu mengusik sunyi,
sebab mungkin saat ini aku tlah tuli...
hanya senandung tutur dan tawa renyah yang jauh samar terdengar,
jauh terkubur waktu yang perlahan tlah berlalu..


adakah lalu-lalang yang mampu ditangkap retina,
yang kutau hanya gelap,
sesiluet yang bermain dikelopak dan bulu mata ini,
adalah kenangan kecil dirimu...


tak ada lagi debar yang memacu degub jantungku...
tak ada lagi debur yang hanyutkan jiwaku...
tak ada lagi cahaya yang mampu beri sinaran..
tak ada lagi teduh yang beri ketenangan..
tak ada dan tak ada lagi...


hanya langkah lelah yang tersisa,
jalani arti nyawa yang merasuk raga,
monoton tiada berirama,
hanya jengah yang menari sejadi-jadinya...


dengar buhul rinduku nun jauh entah dimana...
bawakan aku secawan senyummu penawar risauku,
and tell me,
you'll stay with me forever..

cemas



...dan,
ada konser kecemasan dihatiku,
riuh bergemuruh mengisi dipembuluh darahku,
kecemasan yang sebegitu cemas,
buat ku merasa jantung diremas...

kasih...
kabarmu yang tiada berberita,
mendatangkan sejuta tanya kini kau ada dimana?

bilurku, 
ku tau ada godam yang tlah menghancurkanmu,
remuk-redam buatmu tak berdaya,

kasih,
menangislah....
sebab ku tau memar dihidupmu itu teramat menyakitkan,
menangislah...
ungkapkan sakit itu dalam sebentuk tangisan...
buang segala pilumu mersama luruhnya butiran airmata...

saat ini dimana kau berada dengan dera yang melandamu itu...?
disini ada pundak yang menunggu,
tempat tuk baringkan segala lelahmu...

bilur memar hatiku


...dan senja itu,
masih termangu aku didepan mulut goa mandala,
bimbang tentukan langkah kaki tujuan,
haruskah kupergi kedalam hitam pekat
atau ku beranjak lari mengejar cahaya yang perlahan pudar meninggalkanku...

perih rasanya saat kusadari,
sedaya upaya apapun ku coba berlari
hitam jua yang kan menelan dan menenggelamkanku,,,

sebegitu pilu,
bilur memar hatiku...
sebenarnya tak ada pilihan untukku,

"Kisah Asmaraku Dalam Zodiak"


...dan,
lihat aku, sayang...
sang "Libra"  yang kian bimbang menimbang-nimbang,
setelah busur asmara "Sagitariusku"  patah dikokohnya cengkraman "Cancer"
hati inipun terkoyak oleh tajamnya kuku-kuku "Leo"
aku terkapar layaknya "pices"  yang ditinggalkan oleh dewi "Aquarius"
aku lemah tiada daya lagi, apa yang harus aku lakukan?
namun masih saja kau hadapkan aku pada tanduk "Aries"  dan "Taurus"
sekalipun ku berlari ke laut tuk menghindari itu,
kau pun sangat tau disana ada "capricon"  yang sudah menungguku tuk menancapkan tanduknya didadaku...

"Virgo..."
belum juakah kau puas dengan apa yang kau lakukan terhadapku...?
sementara kau selalu bersembunyi dibalik bayang-bayang "Gemini", tiada pernah pasti...
haruskah kuminum racun dari ekor "Scorpio" hanya agar kau mengerti...
bahwasanya dengan sungguh sesungguh-sungguhnya aku menginginkanmu...

~d(>_<)b~13agan Topenk