...dan,
seharusnya erat jemarimu ku genggam,
ungkapkan betapa rindu selama ini sangatlah mendalam,
tapi sekujur tubuhku beku,kaku...
tenggelam dalam pesona dua bola matamu...
betapa janggal terasa...
saat bibir kita kelu tiada mampu untuk berbahasa,
namun bukankah hati telah merasa...?
kita hanya mampu meramu pengobat rindu dengan senyuman..
diantara hingar bingar yang berdenyar,
telinga kita saling menunggu bahasa itu,
seucap tutur hati yang jujur,
meski hanya sebentuk bisik tentang rasa...
duh buhul rinduku..
rasa memanglah tuna netra,
kadang samar adanya,
bersembunyi dibalik raga yang hina dan nista...
ku sadar betapa rasa kian tertanam mendalam,
namun ku coba pula sadar siapalah artiku dalam kesempurnaanmu...
ijinkanlah rasa ini kubunuh dengan seribu rajam, seribu tikam,
sebelum ciptakan goresan luka dan kecewa dihatimu...
"(ku sayangi engkau tanpa mampu berjanji menyayangi sepenuh hati, maka mengertilah tentang keputusanku ini, kita memang jauh berbeda, rasa sayang tiada mengijinkanku untuk memilikimu meskipun kau kudamba, sebab diri ini begitu nista,,,)"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar