Kamis, 10 Februari 2011

Terpikir Olehku, (yang tak boleh disempurnakan)


...dan,
Bagaimana caranya untuk mengakui kekalahan ini?
akh... anganku begitu saja ditampar kenyataan,
selagi aku mampu memberi maka kan slalu kuberi, namun sebegitu kinni aku sadar apa yang kupunya tlah habis tiada bersisa dan masih belum cukup untukmu. jika kau mengerti lelahku ini berat langkahkan kaki, bersungut rindu yang dulu berduyun datang mendekap bersama selimut malam.
pun kini masih tiada artiku dihatimu,
bagaimana harus kubilang salah berharap akan dirimu, beruntun runtaian kata hati kusuratkan kepadamu, namun tiada pertah menjadi siratan dihatimu. aku lelah tualangkan rasa untukmu dan haruskah kini kutinggalkan semua? kau beri aku gambaran kenyataan dimana dinding tebal itu kau tunjukkan tuk memenjarakan hatiku ini.
lantas apalagi yang ingin kau jarah dalam sisa hidupku, kau beri aku angan namun hanya untuk kau tunjukkan bagaimana caramu menghancurkan rasaku dan setiap mimpi yang kau beri.
masihkah aku berharap rasa itu sempurna?
entahlah...
dari langkah waktu yang tlah dilalui, ternyata sudah sejauh ini...
yang dulu bagiku tiada mungkin kinipun sudah kulakukan, sepertinya sudah terlalu jauh dan tiada mungkin untuk kembali,

sejenak kututup mata dan kuhela nafas,
semua gelap dan sesak terasa, kukungan duri ini begitu kokoh menyuntikkan racun-racun ego dalam aliran darahku,
maka butalah aku akan segala hal, menutup pintu hati untuk mereka, seperti rajutan kata yang tertulis di akhiri dengan hanya satu titik kecil.

bilur senja yang kutatap berikan warna-warna terindah, namun disini aku rasakan resah dan takut sejedi-jadinya.
takut malam ini tiada hadir dirimu dimana janji terbuat tanpa janji atas ingkar-ingkar yang dulu telah ku ma'lumi adanya.
"akankah madu atau empedu yang kan kurengguk dimalam ini"
jika kau mengerti duhai "buhul rinduku", sudahlah kutulikan telinga ini atas cicit dan salak mereka tentang dirimu.

pun malam ini kau berikan ku apa, sudahlah sesungguhnya aku tiada peduli lagi, sebab setelah ini menjadi pasti lembar baru kan kujalani dengan sisa degub yang ada. malam ini hanya tanda tanya dan esok,lusa serta nantipun tanda tanya..


lantas jawab apa dan alasan apa atas sikap keputusanmu hanya itu yang ingin kutau untuk sebuah "titik" kecil dari  panjangnya rangkaian tanya yang kau beri selama ini. (sesungguhnya menguras hati)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar